Choirudin

Sahabat Anak



Dr. Seto Mulyadi, Psi,Msi.
Sahabat Anak-anak

Kedekatannya dengan dunia anak membuat dia begitu dikenal sebagai sahabat dan pendidik anak-anak. Namun, tidak banyak yang tahu kalau peraih The Outstanding Young Person of the World 1987 ini pernah melalui getirnya hidup menjadi pembantu rumah tangga, tukang batu, dan tukang semir sepatu di Blok M.

Seto Mulyadi yang kemudian dikenal sebagai Kak Seto pada awalnya bercita-cita menjadi dokter. Manusia berencana tapi Tuhan yang menentukan. Seto malah mendedikasikan hidupnya demi kemajuan anak-anak.

Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 28 Agustus 1951 ini memiliki saudara kembar, dr. Kresna Mulyadi dan seorang kakak yang menjadi anggota ABRI. Ketika masih kecil, Seto termasuk anak nakal dan tidak bisa diam. ''Saya ini bengal,'' katanya.

Akibat kebengalannya, Seto pernah jatuh saat bermain sampai kening kirinya sobek. Untuk menutupi bekas jahitan, potongan rambutnya dibuat ala The Beatles. Sampai dewasa, ketika sudah menjadi Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi tetap setia dengan model rambutnya.

Perjalanan hidup Seto di masa muda penuh liku yang pahit. Ayahnya, Mulyadi - direktur perusahaan perkebunan negara di Klaten - meninggal pada 1966 saat Seto masih berusia 14 tahun. Ekonomi keluarganya pun mulai kembang-kempis. Untuk mengatasi tekanan ekonomi ini, Seto terpaksa dititipkan ke rumah bibinya di Surabaya, bersama kakak dan saudara kembarnya, Kresna. Di sana, Seto melanjutkan sekolahnya di SMA St. Louis Surabaya.

Demi meringankan beban bibinya, juga untuk memenuhi biaya sekolah, Tong - panggilan akrab Seto dalam keluarganya – nyambi jadi pengasong di jalan-jalan selepas sekolah. Ia aktif pula mengisi sebuah rubrik untuk anak-anak di majalah terbitan Surabaya, Bahagia. “Di situ saya mulai memakai nama Kak Seto,” ujarnya. Sejak itulah, dan sampai sekarang, ia dikenal dengan panggilan Kak Seto.

Walau sekolah sambil bekerja, Seto tetap bisa aktif di OSIS bersama kembarannya. Bahkan rapornya selalu bagus. Lulus SMA, ia bercita-cita melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran. Tapi, cita-citanya menjadi dokter kandas, tatkala tak diterima di fakultas kedokteran, baik di Universitas Airlangga maupun Universitas Indonesia. Sementara Kresna diterima di kedokteran dan kakaknya, Ma’ruf, masuk Akabri.

Diam-diam, Seto memendam kekecewaan. “Hidup seperti itu membuat saya tertekan hingga akhirnya saya memutuskan meninggalkan rumah dan pergi ke Jakarta,” tuturnya. Subuh, 27 Maret 1970, ia pun berangkat tanpa pamit, hanya meninggalkan surat kepada ibunya.

Tiba di Jakarta sebagai penganggur yang luntang-lantung, Seto menumpang di garasi milik keluarga temannya, yang kebetulan ia kenal di kereta. Tidur beralaskan dua keset yang digabung, ia hidup sehari-hari dari penghasilan sebagai tukang batu, serta sesekali menulis di majalah Si Kuncung. Sembari bekerja serabutan dia kemudian mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tahun berikutnya. Tapi, seperti halnya kala di Surabaya, kali ini pun kegagalan kembali menyertainya.

Seto kemudian mencoba melamar pekerjaan ke hotel-hotel. Namun, akhirnya ia malah menjadi tukang cuci dan pel suatu keluarga yang kebetulan mempunyai anak cacat. Seto, yang juga bertugas merawat anak tersebut, harus bersedia menempati ''kamar'' bekas kandang ayam yang berhadapan dengan WC. ''Baunya minta ampun,'' ia mengenang.

“Waktu baru di Jakarta, saya mulai dari bawah, ya, saya kerja jadi pembantu rumah tangga, jadi tukang batu, jadi tukang semir sepatu di Blok M,” kenang Seto. “Berat sekali keadaan waktu itu, dibentak-bentak dan dimarahi oleh tuan saya,” lanjut pria yang merasa tenang bila dekat ibunya ini. Hingga suatu ketika, di rumah tempatnya menumpang, ia tertarik pada acara yang diasuh Bu Kasur di TVRI.

Satu hal, kalau melihat orang lain mampu melakukan sesuatu, Seto selalu berpikir, ''Ah, saya juga bisa.'' Lalu dicarinyalah rumah Bu Kasur, dengan niat ngenger (berguru). Pak Kasur, yang menerimanya, membawanya ke Taman Kanak-Kanak Situ Lembang, Jakarta Pusat. “Akhirnya saya jadi asisten Pak Kasur,” tutur Seto.

Kegagalannya masuk ke Fakultas Kedokteran UI, membuatnya putar haluan dengan memasuki Fakultas Psikologi UI, atas saran dari Pak Kasur. Dua tahun kemudian, ia masih membantu Pak Kasur, sambil menjadi pembantu dan pengasuh anak di rumah Direktur Bank Indonesia, saat itu, Soeksmono Martokoesoemo.

Bersama Pak Kasur, Seto bisa menumpahkan “obsesi” masa kecilnya: kecintaan pada anak-anak - sesuatu yang berawal dari kerinduan datangnya seorang adik, setelah adiknya yang masih tiga tahun meninggal. Pilihannya pun makin mantap di saat mengasuh acara Aneka Ria Taman Kanak-Kanak di TVRI, bersama Henny Purwonegoro. Seto mendongeng, belajar sambil bernyanyi, bermain sulap bersama anak-anak.

Ilmu Pak Kasur ia gabungkan dengan kemahirannya bermain sulap, yang sudah ia pelajari sejak masih SD, melalui buku. Teknik mendongeng, menurut pengagum Mahatma Gandhi serta Napoleon ini, ia peroleh dari penulis dan penutur cerita anak-anak, Soekanto S.A., ditambah dengan pengalamannya sendiri.

Dengan bonekanya Si Komo berikut lagunya, ia pun makin lekat dengan anak-anak. Dan, ekonominya pun mulai membaik, hingga setelah menggondol gelar sarjana psikologi, Seto mengundurkan diri dari keluarga Soeksmono.

Saat masih duduk di bangku kuliah, 1983, Seto mendapat kepercayaan Ibu Tien Soeharto untuk mengetuai pelaksanaan pembangunan Istana Anak-Anak di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Bahkan kelompok bermain Istana Anak-anak di yang dikembangkannya, di luar dugaan, memiliki peminat yang cukup banyak. Kini, pengembangan kelompok bermain yang bernaung di bawah Yayasan Mutiara Indonesia itu sudah menyebar di berbagai cabang di Jakarta dan sekitarnya. Bahkan, sampai di Bandung.

Pada 1987, Seto menikahi Deviana – yang usianya terpaut 20 tahun – gadis yang dicintainya. Tepat pada hari pernikahan, di saat tamu berdatangan, pengantin baru Seto-Devi melaksanakan nazarnya: mendongeng di panti asuhan.

Dengan membaiknya keadaan ekonomi, Seto membeli rumah tinggal di kawasan Cireundeu tetapi tidak ia nikmati sendiri. Sebagian dimanfaatkan untuk sarana bermain anak-anak. Di lahan seluas 2.000 meter persegi itu ada perosotan atau ayunan, ruang kelas, kolam renang mini, laiknya taman kanak-kanak. Semua ruangan didekorasi dengan warna-warna yang ceria dan benar-benar membuat anak-anak merasa di alam fantasi mereka.

Di situlah keempat buah hatinya, Eka Putri Duta Sari, Bimo Dwi Putra Utama, Shelomita Kartika Putri Maharani, dan Nindya Putri Catur Permatasari menikmati masa kecilnya. ''Sebenarnya, tujuan membuat halaman yang luas adalah supaya anak-anak aktif bermain, menikmati alam dengan bebas serta lepas,'' jelasnya, pada kesempatan lain. ''Bila anak-anak terlalu dikekang, akibatnya seperti kuda liar.''

Di dalam keluarga, dia menjadikan anak-anaknya sebagai sahabat dan guru. Hubungannya dengan buah hatinya itu sudah dituangkan dalam buku, 'Anakku, Sahabatku, dan Guruku' (1997). Di buku itu dia menuliskan betapa anak dapat menjadi sahabat dalam berbagi masalah. Anak juga bisa menjadi guru untuk belajar tentang kreativitas, spontanitas, kebebasan berpikir, pemaaf, tidak pendendam, dan mempunyai kasih sayang yang tulus.

Kendati begitu, dia masih saja mengaku tidak selalu tahu tentang anak. Dalam kaitan ini, mantan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara, Jakarta (1994-1997) ini pernah menuturkan, ''Saya bukan tahu segala hal tentang anak-anak, tapi berusaha untuk tahu tentang mereka.'' Untuk itu, ''Saya memiliki senjata rendah hati, tidak pernah merasa paling berkuasa di keluarga, menghormati mereka sehingga mereka terbuka kepada saya.''

Kedekatannya dengan anak-anak, boleh jadi, membuat Seto kian merasakan kebutuhan untuk perkembangan anak. Dia pun mengharapkan agar anak-anak dipenuhi hak-hak mereka: hak memperoleh suasana gembira, hak bermain, dan hak untuk tumbuh dan berkembang dalam suasana tenang, tanpa merasa tertekan.

Kreativitas dan ide Seto makin cemerlang dengan mendirikan sekolah TK Mutiara Indonesia. Juga membentuk Yayasan Nakula-Sadewa yang menghimpun anak-anak kembar yang berasal dari keluarga kurang mampu. Sebagai pakar psikologi anak yang bergelar doktor, selain menjadi dosen di Universitas Tarumanegara, Jakarta, ia kerap menjadi pembicara dalam seminar, menulis artikel, dan buku.

Atas pengabdiannya pada dunia anak-anak, yang sampai kapan pun akan terus dilakukannya, Seto telah dianugerahi sejumlah penghargaan. Antara lain Orang Muda Berkarya Indonesia, kategori Pengabdian pada Dunia Anak-anak dari Presiden RI (1987), The Outstanding Young Person of the World, Amsterdam; kategori Contribution to World Peace, dari Jaycess International (1987), Peace Messenger Award, New York, dari Sekjen PBB Javier Perez de Cuellar (1987) dan The Golden Balloon Award, New York; kategori Social Activity dari World Children’s Day Foundation & Unicef (1989). Kemudian, walau tak pernah terlintas dalam benaknya, sejak 1998, Seto dipercaya menjadi Ketua Komnas Perlindungan Anak (KPA).

Dalam kapasitasnya sebagai Ketua Komnas Perlindungan Anak (KPA), Seto semakin giat berkarya membela anak-anak. Pasca bencana Tsunami di Aceh misalnya, ia bersama pemerintah merealisasikan pembentukan Trauma Center. Pendirian Trauma Center ini ditujukan untuk menangani gangguan traumatis pada anak-anak Aceh yang menjadi korban bencana alam dahsyat tersebut. Apa yang paling cepat membantu menyembuhkan trauma anak? "Adanya cinta, perhatian, dan dunia indah untuk bermain," kata Seto.

Seto yang mempunyai motto: bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai anak-anak ini berharap supaya semua orang menganggap setiap hari adalah hari anak. “Bukan cuma tanggal 23 Juli saja, tapi setiap hari adalah hari untuk anak,” kata Seto. “Sehingga anak-anak Indonesia sekarang, apalagi yang terpinggirkan, bisa memperoleh hak-haknya sehingga mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan menjadi putra-putri bangsa yang terbaik untuk bangsanya,” ujarnya lagi. ►mlp

Selengkapnya.....

Rambu Puasa


Tetap Istiqomah berada di shirotol mustaqim.
semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang bertaqwa..

Setiap habis sahur teriakkan....SENYUM DONK!!


Selengkapnya.....

Bugar Selama Ramadhan

NIAT PUASA
Motivasi yang kuat untuk berpuasa menyebabkan fisik kita siap untuk menghadapi sesuatu yang diakibatkan oleh puasa tersebut. Diketahui bahwa kadar asam lambung orang yang niat puasa lebih rendah dari orang yang kelaparan. Hal ini karena niat(motivasi) puasa menyebabkan penekanan pusat lapar di otak sehingga kita siap menahan lapar sampai waktu berbuka.

TETAP MAKAN SAHUR
Makan sahur penting bagi kita untuk memperoleh cadangan energi dalam melakukan aktifitas keseharian. Bila tidak sahur seseorang akan mudah menjadi hipoglikimia dimana kadar gula dalam darah turun. Hal ini menyebabkan tubuh cepat menjadi lesu, loyo dan mengantuk, bahkan mudah marah.

HINDARI MAKANAN DAN MINUMAN YANG BANYAK MENGANDUNG GULA SAAT SAHUR
Makanan dan minuman yang terlalu banyak mengandung gula akan memacu tubuh memproduksi insulin untuk segera menetralkan kadar gula dalam darah. Akibatnya rasa lapar akan cepat timbul dan badanpun menjadi cepat lemas danlesu. Perbanyak makanan yang mengandung protein tinggi karena protein akan diolah lebih lambat disbanding jenis makanan lain.

SEGERA BERBUKA PUASA PADA WAKTUNYA
Segeralah berbuka dengan makanan yang manis (korma) dan secukupnya, makanan yang manis lebih baik untuk usus yang kosong dan lebih cepat diubah menjadi energi. “Makan dan minumlah kamu jangan berlebihan….”QS 7:31

BEROLAHRAGA DI BULAN RAMADHAN
Salah satu penyabab cepat lelah ketika puasa adalah kebiasaan yang salah ramai-ramai berolahraga sehabis sahur. Waktu yang tepat untuk berolahraga di bulan Ramadhan adalah beberapa jam (1-2 jam) menjelang berbuka puasa dan dianjurkan tidak melakukan olahraga yang terlalu berat.

MENJAGA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SELAMA BERPUASA
Ketika puasa semua kegiatan makan dan minum berhenti total sehingga produksi kelenjar air liur mulut berkurang dan mulut menjadi cepat asam dan berbau. Karena itu dianjurkan untuk segera menggosok gigi sehabis makan sahur agar sisa-sisa makanan tidak membusuk di rongga mulut.

Selengkapnya.....

Waduk BAru

Tunggu Empat Tahap

Penyelesaian Sertifikasi Tanah Ganti Kedungbrubus

MADIUN - Pemkab mulai angkat bicara seputar persoalan yang mengiringi waduk Kedungbrubus yang diresmikan Juni lalu. Bupati Madiun Mutharom mengatakan, sertifikat tanah ganti yang menjadi polemik warga Desa Bulu, Kecamatan Pilangkenceng, kini masih dalam proses penyelesaian. ''Selama ini kami sudah aktif mengurus sertifikasi resettlement tanah ganti dari proyek waduk Kedungbrubus,'' terang Mutharom, kemarin (14/9).

Menurutnya dari enam belas tahapan yang ditempuh, tinggal menyisakan empat tahap lagi. Yakni penyusunan berita acara tukar menukar, penunjukan kawasan hutan, penetapan batas, dan pelepasan tanah Perhutani. ''Tim dari pusat (Departemen Kehutanan, Red) juga sudah melakukan kunjungan ke lokasi resettlement tersebut. Jadi, tinggal menunggu hasilnya nanti,'' ucapnya.

Hanya saja orang nomor satu di pemkab itu belum berani memastikan kapan sertifikasi tanah ganti tersebut rampung. Untuk itu, warga diminta bersabar. ''Yang pasti, pemkab akan secepatnya menyelesaikan masalah ini,'' tegasnya.

Hal senada dilontarkan R. Sulistyo, Kepala Dinas Infokom Kabupaten Madiun. Menurutnya, masalah sertifikasi tanah Perhutani membutuhkan proses yang terbilang rumit. Salah satunya harus ada persetujuan dari Menteri Kehutanan. Itulah yang menjadi penyebab lamanya penyelesaian sertifikasi. ''Tidak cukup diselesaikan hanya tingkat daerah saja, tapi melibatkan Departemen Kehutanan dalam meneken tanda tangan pelepasan tanah perhutani,'' katanya.

Dia menambahkan, pemkab akan terus mengawal penyelesaian sertifikasi tanah resettlement warga Kedungbrubus. Untuk itu, pemkab akan selalu koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam menangani masalah ini. Selain itu, melibatkan Badan Pertanahan Nasional yang berkompeten mengenai legalitas sertifikat tanah tersebut. ''Semua dinas terkait harus segera menyelesaikan porsinya masing-masing. Sehingga warga yang sekarang menunggu kepastian akan sertifikasi tanah ganti nantinya tidak menunggu waktu lama lagi,'' pungkasnya. (dip/isd)

Selengkapnya.....

IqRo'

Lebih khusyuk belajar selama Ramdhan

Selengkapnya.....

6 Tips Sehat Puasa

KapanLagi.com - Menjalankan ibadah puasa adalah sebuah kewajiban bagi umat muslim, namun jika ditilik dari sisi kesehatan dibalik nilai ibadah dari ritus yang dijalankan sebulan penuh tiap tahun ini, juga tersimpan banyak manfaat. Tapi tentu saja jika itu dijalankan dengan aturan yang benar dan tidak asal-asalan. Bagaimana memadukan antara ibadah dan mendapatkan manfaat bagi kesehatan kita, berikut kami suguhkan 6 tips menjalankan puasa sehat:

1. Jangan Tinggalkan SahurSahur merupakan salah satu rangkaian dalam ibadah puasa Ramadhan yang sangat disarankan, dalam sebuah Hadist disebutkan bahwa "Bersabda Rasulullah SAW: "Sahurlah kamu, karena dalam sahur itu terdapat berkah yang besar". Kenapa sahur penting bagi kita yang menjalankan puasa?, Saat menjalankan puasa tubuh kita tidak mendapatkan asupan gizi kurang lebih selama 14 jam. Untuk itu supaya tubuh dapat menjalankan fungsi dengan baik, sel-sel tubuh membutuhkan gizi dan energi dalam jumlah cukup. Untuk menu sahur sebaiknya pilih makanan berserat dan berprotein tinggi, tapi hindari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang manis-manis.

Banyak makan makanan manis disaat sahur akan membuat Anda cepat lapar di siang hari. Makanan manis membuat tubuh bereaksi melepaskan insulin secara cepat, insulin berfungsi memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi. Sedangkan makan makanan berserat membuat proses pencernaan lebih lambat dan membantu insulin dikeluarkan secara bertahap. Untuk membuat energi dari sahur tahan lama, bersahurlah lebih akhir saat mendekati imsak.

2. Jangan Tunda BerbukaSetelah seharian menahan lapar dan dahaga tentunya energi kita terkuras, untuk memulihkan energi kembali, saat berbuka makanlah karbohidrat sederhana yang terdapat dalam makanan manis. Makanan yang mengandung gula mengembalikan secara instant energi kita yang terkuras seharian. Tetapi usahakan menghindari minum es atau yang bersoda, karena jenis minuman ini dapat membuat pencernaan tak berfungsi secara normal.

3. Makanlah Secara BertahapBiasanya begitu mendengar bedug magrib, tanpa tunggu lagi kita langsung menyantap habis hidangan yang disediakan diatas meja. Ini bukanlah pola yang bagus untuk kesehatan, setelah seharian perut kita tak terisi dan organ cerna beristirahat, sebaiknya jangan langsung menyantap hidangan dalam jumlah besar. Saat tiba waktu berbuka makan makanan manis, seperti kolak, atau minum teh hangat, istirahatkan sesaat, bisa Anda gunakan jeda itu untuk menjalankan sholat magrib sambil memberi waktu organ cerna kita menyesuaikan. Baru setelah sholat Anda dapat lanjutkan kembali makan makanan yang lebih berat seperti nasi dan lauk-pauknya. Dan setelah Tarawih dilanjutkan lagi dengan sesi makan kecil atau camilan.

4. Jangan Tinggalkan OlahragaMenjalankan puasa bukan berarti berhenti total berolahraga. Justru aktivitas fisik tetap dibutuhkan untuk menjaga kelancaran peredaran darah agar kita tidak mudah loyo. Namun untuk urusan ini pilih olahraga ringan yang tak membutuhkan energi berlebih, seperti lari-lari kecil atau jalan kaki. Sebaiknya lakukan olahraga menjelang waktu berbuka. Tarawih selain ibadah juga sebagai sarana menjaga kebugaran
jasmani karena saat melakukan sholat tarawih sama dengan membakar kalori.

5. Konsumsi Cukup AirAir merupakan zat yang sangat dibutuhkan tubuh. Lebih dari 60 % tubuh kita terdiri dari air. Untuk menjalankan fungsinya dengan baik setiap organ tubuh kita membutuhkan air. Tanpa air yang cukup tubuh akan mengalami gangguan. Untuk itu perbanyak minum air untuk simpanan dalam tubuh supaya semua organ berfungsi dengan baik. Yang disebut air disini bukan hanya berupa air putih, tapi susu dan teh pun juga termasuk di dalamnya. Supaya kebutuhan tubuh tercukupi, aturlah agar Anda minum delapan gelas air sebelum menjalani puasa esok hari.

6. Kendalikan EmosiRasulallah bersabda bahwa puasa itu bukan hanya menahan lapar dan dahaga tetapi juga menahan nafsu. Dengan kata lain tujuan puasa adalah me-manage emosi, belajar bersabar dan berupaya mendekatkan diri kepada Tuhan. Secara psikologis ini mempengaruhi mental-spiritual kita, dengan mengendalian emosi membuat jiwa kita
tumbuh lebih sehat, dan merasakan kedekatan dengan Allah membuat hati kita damai. (erl)


Selengkapnya.....

Ramdhan ala SDLB

[ Senin, 15 September 2008 ]
Melihat Kegiatan Pondok Ramadhan di SDLB Karangrejo, Wungu
Hafalkan Surat-Surat Pendek hingga Belajar Gerakan Salat

Lebih Banyak Bernyanyi Lagu Nuansa Islam

Keterbatasan fisik maupun mental tidak membuat anak-anak tak berkesempatan mendalami ilmu agama. Seperti terlihat dalam kegiatan Pondok Ramadhan di SDLB Karangrejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Bagaimana suasananya?

DIDIK PURWANTO, Madiun

---------------------------------------------------


LANTUNAN ayat suci Al Quran terdengar syahdu, seakan menyejukkan setiap orang yang melintas di depan Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB) Karangrejo. Hari itu, nuansa religius cukup kental di sekolah itu. Beberapa bocah laki-laki mengenakan baju koko dan kopiah beraneka ragam. Sedangkan siswa putri memakai baju lengan panjang dengan kerudung di kepala.

Di salah satu ruangan, mereka menjalani kegiatan Pondok Ramadhan. Meski terkesan sumpek, tapi para siswa itu cukup antusias. ''Sudah tiga hari ini anak-anak menjalani Pondok Ramadhan. Ya seperti ini suasananya,'' kata Mulyadi, kepala sekolah.

Sejumlah aktivitas bernuansa religius diajarkan dalam kegiatan ini. Di antaranya menghafalkan surat-surat pendek dan belajar gerakan salat. Tak ketinggalan mempelajari lagu-lagu bernuansa Islam. ''Kalau bernyanyi anak-anak akan lebih antusias. Untuk itu, para pengajar selalu menyelingginya dengan lagu Islami,'' tuturnya sembari menunjukkan buku panduan bernyanyi kepada para siswanya.

Meski terkesan sederhana, para siswa cukup enjoy dengan kegiatan keagamaan itu. Rony Ahmad Yanuri, penyandang tuna grahita, misalnya, tampak serius menyimak yang diajarkan guru kepadanya. ''Temannya banyak,'' kata Rony.

Lain dengan Suyanto, penyandang tuna wicara. Ia hanya diam dan selalu memperhatikan setiap teman-temannya bermain di sekelilingnya. Bila ingin berkomunikasi dengannya harus siap-siap menyediakan bolpoin dan secarik kertas. Ia akan menulis apa yang ditanyakan seseorang kepadanya. Bocah ini cukup lihai menulis kata demi kata. Meski kadang harus mengulangi berkali-kali.

Selama mengikuti kegiatan Ramadhan ia juga mengajari teman-teman menulis. Sebab dari 54 siswa yang berada di sekolahnya, Suyanto bisa dikatakan paling mengusai perihal menulis.

Sayang, jika teman-temannya kelak merayakan lebaran dengan keluarga, Suyanto harus menghabiskan waktunya di asrama. Sebab, ia merupakan anak buangan yang ditinggalkan di salah satu masjid. ''Pengajar di sini sepakat untuk mengasuh, kasihan dari pada nanti terlantar,'' kata Umi Hanien, guru agama.

Butuh kesabaran dan ketelatenan dalam mengasuh anak-anak yang memiliki keterbatasan. Apalagi, mereka memiliki berbagai latar belakang. ''Berbagai jenis cacat fisik maupun mental. Jadi harus bisa membedakan antara satu dengan yang lainnya,'' ujar wanita yang sudah 18 tahun mengajar itu.

Selama tiga hari kegiatan Pondok Ramadhan para siswa banyak dikenalkan dengan ilmu keagamaan. Baik sekadar dongeng bernuansa Islam, maupun diajak mengerjakan salat duha bersama. ''Ini kan kegiatan pondok, jadi unsur Islam harus kami kedepankan,'' katanya. *****(isd)

Selengkapnya.....

Pacaran??


[ Senin, 15 September 2008 ]
Pacaran Perlu Pahami Rambu Agama
MADIUN - Remaja yang berpacaran sebaiknya memahami rambu-rambu agama. Jika tidak, bisa mengarah pada perilaku menyimpang seperti free seks, aborsi maupun pelacuran remaja. Hal itu diungkapkan Ustadz Mahendra Darwis, dalam seminar bertajuk 'Indahnya Getar-getar Cinta yang Bersemi di Hati', kemarin (14/9). ''Cinta merupakan sesuatu yang normal, namun harus bisa membedakannya dengan nafsu,'' ujar Darwis, dalam seminar yang digelar di salah satu mall di Kota tersebut.

Menurut Darwis, pacaran harus jelas tujuannya. ''Untuk aktualisasi cinta, senang-senang atau menghilangkan cap jombo (tidak punya pacar, Red),'' jelas pria asal Kediri itu di depan ratusan peserta seminar.

Sementara ketua panitia Kusdaryanto menambahkan, selama ini banyak remaja yang salah mengartikan cinta. Yakni, dengan mendahulukan cinta kepada sesama manusia. ''Cinta sejati itu untuk yang di atas (Allah SWT, Red), dan cinta pada manusia lain merupakan urutan berikutnya,'' kata Kusdaryanto yang juga Direktur Yayasan Bina Ummat Kabupaten Madiun ini. (fik/isd)

Selengkapnya.....